Senin, 18 Juli 2016

Bisikkan menata hati

Perpisahan sepatutnya tak menjadikan langit suram. Ketika ku melihat laut dan merasakan deburan ombak, ku akan mengingatmu meski kita berdua tak ada di sana. Ketika ku lewati malam, di antara cahaya lampu yang menerangi setiap jalanku, ku akan merasakan hadirmu meski kita berdua tak  lagi ada di sana.

Ketika ku mengenang tempat yang pernah kita singgahi, percayalah aku melihat bayangmu ada di sana meski raga kita berdua tak ada di sana. Kubisikkan rindu saat kau terlelap agar kau tau bahwa aku tetap  ada dan tidak pernah sedikitpun berjalan mundur.

Mungkin segalanya telah berakhir, namun tidak  dengan segala kenangan kita. Mungkin kau sudah pergi tapi tidak dengan hatiku, selangkahpun aku tak pernah pergi. Aku sudah lelah dihantam rasa ini, harus memeluk rasa sakit yang kian menyayat hati. Mengapa sakit sekali?

Satu hal yang membuat aku tersenyum ketika tau alasan yang sebenarnya mengapa Tuhan memberikan rasa sakit ini, Tuhan telah memilihku untuk melewati hal seperti ini karena Tuhan  tau bahwa aku mahluk yang paling kuat meskipun seorang diri. Ya hanya sendiri.

1. Hatimu terlalu nyaman untuk dijadikan rumah

Suatu hari nanti kau pasti akan mengerti betapa sulitnya mencari kenyamanan dalam diri seseorang. Itu alasan mengapa sedikitpun aku tidak pernah pergi. Suatu hari nanti mungkin kau akan mengerti kita pernah memiliki hal yang paling berarti dalam hidup. Bukan hal mudah untuk menjalani waktu yang setiap detik menyiksaku. Tak terhitung berapa kali kucoba mencari cara untuk mengungkap rindu. Ya rindu kepadamu.

Tak sedikit lelehan bening dari pelupuk mata tumpah hanya karena siksaan waktu yang mengingatkan kenangan, tak sedikit tawa yang sudah kita goreskan dalam setiap hembusan nafas. Semua itu masih tersimpan rapih disini, dihatiku.

Aku tak pernah benar-benar berjalan mundur, hatimu terlalu nyaman untukku  jadikan rumah. Pulanglah aku menunggumu dengan segudang sabar.

2. Saat malam sudah tidak bersahabat lagi, saat kenangan sudah menyiram hati dan membuat rindu aku bisa apa? Diam meratapi segala penyesalan. Sesungguhnya yang menyakitkan itu adalah penyesalan, mengapa ego melebur rasa cinta itu. Bayanganmu sama sekali belum pudar dari pandangan. Hai apakah kau sepertiku yang tersiksa oleh kenangan? atau hanya aku yang merasakan ini? Apakah memang nasibku akan selalu seperti ini? Mencintai lalu terpuruk lagi? Aku tak ingin lagi tersesat mencintaimu, mencintaimu yang membawaku terlampau jauh lewati daya khayalku.

3. Aku tak pernah mengerti mengapa namamu begitu sulit kuhapus. Telah lama kucoba untuk menjadi bijak pada diriku sendiri. Telah lama aku mengalah pada perasaanku demi kebaikan hatiku dan hatimu. Jika saja kau mengerti. Lihatlah derasnya air mata yang tumpah ketika malam memelukku erat dengan dingin yang menusuk, kenangan itu menerkamku. Semoga lelehan bening yang tumpah membasahi pipiku tak percuma untukmu. Aku tetap mendoakanmu, mendoakan segala kebaikan.

Aku hanya butuh waktu, waktu untuk perlahan-lahan menghapus namamu. Jangan paksa aku untuk melupakanmu. Itu terlalu berat, kau akan tetap ada dihatiku begitupun aku akan tetap ada dalam hatimu, suka ataupun tidak.  Aku tidak akan mengusikmu, kau berhak mendapatkan yang terbaik dariku. Tapi berikanlah aku waktu untuk perlahan menghapus memori tentangmu, karena melupakanmu tidak semudah saat ku jatuh cinta padamu.

4. Aku tau semuanya telah berlalu, tinggalkan sebuah kisah yang mungkin suatu saat kita akan tersenyum ketika  mengingatnya. Dengan mengikhlaskanmu aku berharap kau akan bahagia, dengan melepasku kau harap aku akan bahagia. Benarkah kita bahagia?

Hatiku seperti daun kering yang menunggu musim gugur. Esok akankah kau datang dengan memberikan kebahagiaan dan mengakhiri penantian ini. Entahlah.

Terlalu egois jika aku katakan aku masih menyayangimu, tapi bergitulah keadaannya. Aku tak ingin membuat hatiku menangis tiap malam meratapi kepergianmu, malam yang memelukku dengan kesepian. Pernah terfikirkah olehmu apa yang terjadi padaku saat kau pergi?
Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang ku rasa.

5. Jika kelak kau merindukanku dan merasakan pedih dalam hatimu percayalah semua sudah terjadi dan aku baik-baik saja. Tetaplah jadi orang yang kukenal yang mengajariku tentang arti kehidupan.

Aku pernah meyakinkan diriku bahwa kau yang terbaik, saat aku melawan semua logikaku. Simpan keyakinanku dalam hatimu sebagai kenangan. Kenangan yang akan menyeret kita sampai kapanpun, Aku hanya manusia biasa, mampukah aku merubah takdir? Tidak aku tidak akan pernah bisa merubahnya, biarlah ia seperti pasang surutnya air laut. Biarlah tangan-tangan suci yang akan merubah segalanya.

Source : hipwee

Minggu, 17 Juli 2016

Something "ribet"

Berikan saja senyuman dan diam, ditambah dengan sedikit isyarat agar lebih mengerti. Percaya atau tidak, saat kata ikhlas itu diucapkan, bergetarlah seluruh bagian diri ini~
Rasa yang tidak diketahui hakikatnya...

Dengan ucapann, tingkah lakunya...
Dengan baik, kalau saya mau dan saya jahat, mudah saja bagi saya untuk membeberkan ke khalayak ramai tentang apa saja yang telah kau lakukan duhai fulanah. Ditambah dengan semua pernyataan berlebihan yang engkau buat, yang nyatanya, semua tidak serumit itu..      Mudah saja bagi saya untuk melakukan hal itu, semudah membalikkan telapak tangan... Tetapi, apa saya tidak punya hati nurani? Untungnya, rasa tidak enakkan yang saya punya sampai saat ini dapat saya gunakan dengan baik. Tapi , semua ada kapasitasnya toh? Batu yang keras saja jika terus menerus terkena air akan bolong juga, apalagi hati... Iya, hati saya, apalagi hati saya.....  jadi plis deh , jangan anggap diri kita itu adalah yang paling benar...

Tak mudah melalui rasa sakit akibat dikhianati, dikecewakan, ditinggalkan dgn seseorang. Padahal kita telah banyak berikan pengorbanan untuknya.
#
Tapi segala apa yg telah terjadi, semua sudah jadi qadarallah.
#
Manusia hanya bisa berusaha semaksimal yg bisa dikerjakan.
#
Selebihnya semua itu masih jadi rahasia Allah.
#
Termasuk saat orang2 yg melukai hati.
#
Bila ditanya rasanya ? Pasti sakit.
#
Kadang hati menyimpan rasa tak rela.
#
Hati terus tersiksa sebab melihat orang yg dulu kita perjuangkan, kini tega meninggalkan luka menganga di hati kita.
#
Tanpa ada rasa bersalah, ia terus pergi tanpa sedikitpun menoleh utk melihat kita yg sedang terluka.
#
Tapi mau sampai berapa lama kita memelihara luka itu ?
#
Tak inginkah kita merasakan senyuman seperti mereka? Tak inginkah menikmati tawa bahagia seperti yg mereka lakukan ?
#
Orang yg benar2 ikhlas adalah orang yang tidak pernah kecewa.
#
Semakin merasa dirinya paling berjasa pada satu / banyak perkara maka jangan heran jika semakin banyak kekecewaan yang akan dirasa.
#
Maka kunci agar tidak banyak kecewa adalah keikhlasan.
#
Ikhlas, ikhlas, dan ikhlas.
#
Segala kebaikan dan pengorbanan yg selama ini kita berikan utk mereka. Tak perlu kita ungkit kembali.
#
Karna malaikat telah mencacat segala amalan2 yg telah kita kerjakan.
#
Cukup dgn kita tersenyum, menyerahkan segalanya pada yg punya kehidupan (Allah Azza Wa Jalla)
#
In syaa Allah kecewa akan segera pergi dan bahagia kian menanti.



Silahkan LIKE&SHARE jika dirasa bermanfaat.....

cek juga IG instagram.com/loveislam.id